- Judul: Sang Broker
- Penulis: John Grisham
- Penerbit: Gramedia Pustaka Utama, 2007
- Tebal: 600 halaman
- Penerjemah: Siska Yuanita
- Rating: 3/5
Joel Backman tiba-tiba mendapatkan abolisi dari presiden Amerika setelah enam tahun mendekam di penjara federal berkeamanan tinggi. Ia menyambut pengampunan hukuman itu dengan perasaan curiga, namun setelah merasakan kejamnya sel soliter, terkena hipotermia, mal nutrisi, dan nyaris sekarat, ia pun menerima pengampunannya.
Pembebasan Backman sudah diatur oleh CIA, ia diselundupkan ke Italia, diberi identitas baru, dan dipantau selama 24 jam. Ia hanya umpan. Dipersiapkan untuk dibunuh. Karena walaupun sudah mengaku bersalah dan meringkuk di penjara, Backman tetap tutup mulut mengenai kepemilikan sebuah software sistem satelit yang canggih. Tak ada yang tahu siapa pemilik satelit itu, tidak FBI, tidak CIA, tidak juga Pentagon. Hanya Backman.
Grisham, seperti biasa, senang bermain-main dengan spionase, gedung putih, CIA, FBI, dan kehidupan para pelobi, pengacara, serta biro-bironya. Namun, karya Grisham tidak pernah sama dengan novel-novel detektif, karena memang bukan di situ letak keasyikan karya-karya Grisham.
Membaca The Broker, selain menghibur juga menambah pengetahuan, setidaknya bagi saya. Meski tegang, novel ini membawa kita ke Bologna, sebuah kota indah di Italia dan belajar tentang sejarahnya. Memang benar, tidak ada sidang-sidang panjang, jaksa penuntut yang garang, ataupun tokoh pengacara yang selalu tampil sebagai protagonis. Tapi tetap saja, novel ini memukau seperti biasa.
Tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian besar novel Grisham lahir dari riset-riset yang panjang, sehingga segala sesuatu yang dituliskan hampir tak bisa dibedakan dengan fakta, walau Grisham selalu membantah bahwa semua kisahnya diangkat dari kisah nyata melainkan fiktif belaka.
Dialog. Ini salah satu letak kekuatan novel-novel Grisham. Meski dialog “ala Amerika” begitu kental, tapi di dalam setiap novelnya Grisham mampu menjembatani sudut pandang antarbangsa. Selera humor yang cerdas dan bernas patut dijadikan bahan pembelajaran tentang bagaimana sebuah novel seharusnya ditulis. Hal ini tentu tidak lepas dari peran penerjemah Siska Yuanita dan kejelian editor GPU.
Jika Anda penggemar novel-novel bagus, Sang Broker pantas dibaca. Tapi boleh dikatakan, bahwa novel ini bukan novel Grisham yang terbaik. Karena sebelum dan setelah Sang Broker, masih banyak novel-novel Grisham yang pantas dimasukkan ke dalam daftar bacaan.